Lontara Attoriolong Digitalisasi, Akan Diajukan Ke IKON dan UNESCO
simak'
iklan
sekda
karebaparlementa'
karebaparlementa'

Lontara Attoriolong Digitalisasi, Akan Diajukan Ke IKON dan UNESCO

Kamis, 04 Juli 2024,


BONE-WARTASULSEL.Id.    Dinas perpustakaan & kearsipan kabupaten Bone bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sulawesi Selatan serta Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone melaksanakan kegiatan digitalisasi Naskah Kuno salinan Lontara Attoriolong kerajaan Bone, Koleksi H. Andi Muh. Ali Petta Nompo, dilaksanakan dalam rangka     Pengajuan Lontara Attoriolong kerajaan Bone sebagai Ingatan Kolektif Nasional ( IKON )  dari SULSEL 2024,  dan    Kegiatan penyerahan buku secara simbolis diantaranya:


- Buku RAJAWARTABONE, penulis Muhlis Hadrawi, dkk. Diserahkan oleh Prof.Dr.Muhlis Hadrawi
- Buku ARUNG PALAKKA, penulis H. A. Muh. Ali & A. Amrullah Amal dan Buku SEUNTAI MUTIARA YANG TERPENDAM, penulis A. M. Ali. Buku ini diserahkan oleh  Andi Ansar Amal, SH,.MH. di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bone, jalan Ahmad Yani Kota Watampone,  Senin, 1 Juli 2024.

Tim Pelaksana :
* Dinas Perpustakaan & Kearsipan Prov. SULSEL 
* Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kabupaten Bone
* Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, diwakili Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bone 
* MANASSA SulSel;

Disela sela kegiatan digitalisasi  naskah lontara tersebut, awak media Wartasulsel menemui Prof. Dr. Muhlis Hadrawi, guru besar Fakultas Budaya Universitas Hasanuddin dan sebagai Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bone mengatakan kegiatan digitalisasi salinan naskah kuno lontara Attoriolong kerajaan Bone koleksi dari H. Andi Muh. Ali Petta Nompo merupakan naskah yang masuk kategori standar dan dapat dipertanggung jawabkan keasliannya, " mengunakan kertas eropa yang ada cap kertasnya dari Pro Patria yang dibuat pada abad ke 18, di kertas watermark apabila disenter terlihat gambar pagar dan singa yang akan menerkam serta ada gambar gadis, ini membuktikan keaslian dari kertas yang digunakan dalam penulisan lontara tersebut, dan diakui oleh sejarawan dari Australia,Campbell M. N,  dan sudah dilakukan perekaman pada tahun 1976 berbentuk mikro film, menjadi koleksi Yayasan Yayasan Matthes" ucap Prof. Muhlis Hadrawi.

Lanjut Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bone, "jadi digitalisasi ini merupakan perekaman ulang terhadap naskah lontara Attoriolong tersebut dalam bentuk digital, kita laksanakan dengan standar SOP perlakuan naskah yang mulai rapuh, dan  sesuai standar SOP terhadap pengelolaan meta data. Kita akan ajukan ini di IKON, mudah terpilih ditingkat nasional, dan akan kita ajukan diagenda UNESCO," harap Prof Muhlis.

Prof Muhlis menambahkan bahwa, "Lontara merupakan Kronik atau catatan catatan kehidupan dilingkungan istana, mulai dari hal yang baik maupun hal yang buruk, semua tercatat dalam lontara, termasuk silsilah raja sampai keturunannya,  dibuat oleh penulis kerajaan,  dan di jaman  Arung Palakka sampai La Tenri Tappu, banyak lontara yang dibuat, namun karena masanya yang sudah lama, sehingga banyak yang sudah rusak, hal ini kembali disalin  oleh penulis lontara seperti lontara Attoriolong yang kita digitalisasi ini, tapi kita yakini keaslian tulisan dari Lontara Attoriolong ini, karena isi dari naskah tidak ada yang ditambah atau dikurangi, jadi dapat dipertanggungjawabkan, dan ada nama penulisnya," ungkapnya. *QMH*AHAS*
loading...

TerPopuler