PALOPO.WARTASULSEL. ID - Pekerjaan talud di beberapa titik di Kota Palopo, ditinjau langsung Pejabat Wali Kota Palopo, Asrul Sani, didampingi Kepala Dinas PUPR Palopo Harianto dan Kepala Bidang (Kabid) Bina Jasa Konstruksi Dinas PUPR Palopo, Hasyim Basri.
Di lokasi pekerjaan, Hasyim Basri, Kepala Bidang Bina Jasa Konstruksi Dinas PUPR Palopo, mengatakan, bahwa penyelesaian proyek Talud dan Normalisasi sungai Kota Palopo di tahun 2024, merupakan proyek strategis daerah untuk mengentaskan banjir.
"Terkendala adanya persoalan sempadan sungai serta permintaan warga yang akan dilaksanakan untuk dilakukan perubahan dokumen rencana awal ke lokasi yang diharapakan warga di Kelurahan Pentojangan untuk dilakukan perubahan alur Sungai Salubattang," ujar Hasyim Basri, Kepala Bidang Bina Jasa Konstruksi Dinas PUPR Palopo. Rabu, 28 Agustus 2024, di Kota Palopo, saat mendampingi Pj Wali Kota Palopo dan Kadis PUPR.
Dia mengungkapkan, bahwa adanya aduan warga ke Pemerintah Kelurahan Pentojangan.
"Dengan aduan warga itu, ditindaklanjuti kunjungan Pj Wali Kota Palopo, Tim BPBD dan Dinas PUPR bersama warga di lokasi dampak banjir,” ungkapnya.
Sementara itu, Asrul Sani, Pj Wali Kota Palopo, mengatakan, dari hasil kunjungan lapangan terjadi perpindahan alur sungai akibat banjir beberapa tahun belakangan dan memberikan dampak ke infrastruktur jalan dan kawasan permukiman warga.
“Kendala dan solusi untuk pembebasan lahan rencana perubahan alur sungai berdasarkan kondisi lapangan. Warga telah sepakat untuk dilakukan perubahan alur sungai agar dampak banjir ke area permukiman warga dapat diminimalisir serta adanya infrastruktur jalan yang terancam putus bila alur sungai tidak segera direlokasi pembangunan talud dan normalisasi sungai paket 1,” ujar Asrul Sani.
Dan kendala yang ditemui di lapangan adalah terdapat bangunan warga yang berdiri diatas talud sungai, sehingga memerlukan negosiasi dengan pemilik bangunan. Progress Pekeraan mencapai 26,80% (persen).
“Solusi pemilik bangunan telah menyetujui untuk dilakukan pembongkaran. Pembongkaran dapat dilakukan secara manual,” cetusnya.
Pembangunan talud dan normalisasi sungai paket 2 progres pekerjaan telah mencapai 57,93% persen. Sejauh ini kendala di lapangan sudah tertangani melalui musyawarah dengan semua pihak terkait.
“Pembangunan talud dan normalisasi sungai paket 3, progres pekerjaan mencapai 21,50% telah dilakukan rembuk dengan pihak masyarakat dan pejabat daerah setempat dan telah ditemukan titik tengah dalam proses pelaksanaannya,” jelasnya.
Dia menambahkan, pembangunan talud dan normalisasi sungai paket 4 progres pekerjaan telah mencapai 60%, tidak ada kendala yang berarti untuk saat ini.
“Pembangunan talud dan normalisasi sungai paket 5, progres pekerjaan telah mencapai 12% hingga saat ini, kendala yang terjadi telah ditangani dengan baik dan Paket 6 progress pekerjaan telah mencapai 8% persen,” imbuhnya.
Sementara Paket 7 progres pekerjaan mencapai 16,92%, kendala yang terjadi adalah terjadi perubahan alur sungai, saat ini tengah dilakukan upaya penyelesaian dengan pejabat setempat dan menunggu hasil berita acara hibah dari pihak kelurahan.
“Kami rasa hal tersebut tidak menjadi kendala yang besar, kami optimistis normalisasi Sungai Salubattang bisa rampung sebelum 2024, melalui Pemkot (Pemerintah Kota) Palopo, akan mengawal proses pembebasan lahan dalam program normalisasi tersebut,” pungkasnya.
*QMH. Yoga*