Yang Menarik dari Porwanas XIV , ADU 'DOMINO TERTUTUP'NYA ORANG BANJAR....
simak'
iklan
sekda
karebaparlementa'
karebaparlementa'

Yang Menarik dari Porwanas XIV , ADU 'DOMINO TERTUTUP'NYA ORANG BANJAR....

Selasa, 27 Agustus 2024,


BANJARMASIN.WARTASULSEL.ID--Pekan Olah Raga WArtawan NASional (PORWANAS) ke 14 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) baru saja usai. 


8 hari para atlit dan oficial berlaga di 12 cabor plus lomba reportase, foto dan menulis tambah karaoke ibu ibu IKWI se Indonesia. Kini, beristirahat setelah menguras tenaga dan fikiran sambil berburu waktu.

Ribuan Wartawan tumpah. Sayangnya jadwal Pembukaan, molor  beberapa hari  hingga terkesan peserta minim. Padahal, ketika pembukaan dilaksanakan, sejumlah atlit lagi berlaga di lokasi pertandingan yang terpencar di seantero kota Banjarmasin. Bahkan, ada titik lokasi yang berbatas kota Banjarbaru. Misalnya, pertandingan Cabor Domino yang dibuka ibu Kadis Perpustakaan merangkap sebagai PJ Sekertaris Kota Banjarbaru. 

Sebagai manager Tim, saya menyaksikan ketika berlangsung Tehnical Meeting di domino betapa alot diskusi tentang penggunaan waktu. 

Contoh, karena ketatnya Panitia mematok waktu tiap permainan, dari 20 menit saja dimohon tambah 5 menit, sangat sulit. Artinya, tidak bisa. Akibat durasi waktu yang digunakan sudah dihitung dan tak bisa dielakkan.

"Kami sudah hitung tiap permainan dikali 28 dari 34 PWI Provinsi (termasuk Surakarta, Solo) yang hadiri Porwanas", tutur Ketua Panitia Domino, Suhardian.

"Karenanya kalau ada berita miring menyebar bahwa kurangnya peserta karena dampak KLB di PWI, itu hampir tidak benar", tanggap seorang Wartawan yang ogah dipublikasi sambil menambahkan keyakinannya, bahwa kehadiran semua peserta atas utusan PWI Provinsi demi untuk menyukseskan agenda periodik Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI yang sudah berjalan sejak tahun 80an. 

"Yang merasa terpilih di KLB saja hadir sebagai atlit Catur PWI Riau. Bahkan sempat disapa Ketum PWI yang keliling saksikan pertandingan", timpal seorang Wartawan yang mengaku taat dan berpedoman pada keabsyahan PD/PRT dan KPW.

"Biasalah, kami kemari mau sehat jasmani. Juga rohani. Silaturahmi itu, penting. Sekalipun menyelamatkan PWI jauh lebih penting", senyum seorang atlit yang mengaku PWInya dibekukan tapi di Porwanas dia tetap aktif, tak ada sesarrahpun protes.

Dari beberapa Porwanas yang saya hadiri sejak awal di Semarang, Jateng, memang PWI Kalimantan Selatan, selalu terdepan. (Maaf bukan mengecilkan arti PWI lainnya   termasuk PWI  Sulsel, asal saya). Tapi kota Banjarmasin menurut saya, selalu siap jadi 'tuan rumah' yang paripurna, mulai dari Penjemputan, Pemondokan, transportasi, konsumsi dan Tehnik pertandingan semua rapih. Panitianya layak dapat jempol.

   DOMI TERTUTUP

Kali ini ada pertandingan yang banyak peminatnya setelah Sepak bola ditiadakan.
Hampir semua 'petinggi' PWI di Provinsi ikut jadi atlitnya. Tak heran, ketika Pembukaan  pertandingan, ada dua ratusan peserta Porwanas ngumpul di tempat ini, bertepatan Pembukaan Porwanas. Belum terhitung lokasi lainnnya.  Padahal, domino hanya butuh 3 orang minimal. Yaitu, kelas  berpasangan dan perseorangan. Hanya saja, ada yang menantang. Yaitu, Domino tertutup. Ini juga butuh 3 orang. Berarti 6 orang tiap PWI Provinsi.

Di domino, mendaftar 28 kontingen Peserta. Jadi akumulasinya, 168 atlit. Belum termasuk puluhan Panitia yang wajib melayani dan mengawasi pelanggaran di tiap meja pertandingan. Juga, banyaknya supporter. Tak heran kalau pedagang baju dan asongan keliling ikut membaur menjajal rejeki.

Domino tertutup versi orang Banjar ini memang menarik karena membutuhkan daya ingat yang super. Masalahnya, tiap kartu dari dua ujung yang dibuang pemain sama dengan kartu yang sudah turun sebelumnya, dikumpul dan ditutup  termasuk kartu double. Yang selalu tampil, minimal hanya satu kartu.
( Panitia siapkan video tutorialnya).

Terkait permainan ini, rombongam saya dari Sulsel  merasa beruntung karena disambut Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Selatan, Prof Dr Ahmad Alim Bahri, Msi yang juga Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Ulam), di rujabnya.

Usai dijamu pak Rektor yang juga Ketua HIKMA Enrekang di Kasel, dengan penuh persaudaraan ini, saya dan beberapa teman sengaja membiarkan teman lainnya diantar panitia ke Hotel 88 di pusat kota 'Seribu sungai'. Alasannya, saya, Muhammad Yusuf dan Afriansyah Bandoe (Abe) harus tahu dan bisa main aturan domino tertutup yang dihelat Porwanas.

Percaya tidak, 65 persen Penduduk Kalsel, asal Sulsel. Tak heran kalau Persatuan Olahraga Domino (PORDI) Kalsel juga orang Selayar, Sulsel. Namanya, H.Arifuddin. Hebatnya, istri pak Ketuapun ikut jadi Yuri di kepanitiaan  Porwanas XIV ini.

"Kami  bersilaturahmi biasanya lewat permainan yang sangat menguras energi ini", tutur pak haji, sang Ketua Domino yang ramah ini di sela permainan kami.

Domino ini susah juga, tapi apa boleh buat. Teman yang main di domino terbuka,   hampir setiap saat di lobby hotel latihan bersama. Beda tertutup, susah mencukupkan satu meja, apalagi kurang diminati. 

Yang rajin latihan Domino kelas perorangan terbuka, Dirut Harian Rakyat Sulsel, Imran Umar. Sayangnya, dia merupakan atlit ganda di Bulutangkis. Mungkin lagi 'kecapean' usai bertanding, membuatnya tersingkir setelah 3 kali main di putaran 16 besar dalam pengumpulan poin. 

"Saya tidak mau ruwet berpikir anggap kita main di Warkop saja ", tutur Jumain yang akrab disapa Mutti setiap diajak main. Itu mungkin sebabnya dia bersama Nurhadi sang Peraih medali Perunggu di Lomba Foto, meraih lagi medali Perak setelah adu nyali di partai final melawan PWI Kalimantan Utara, tampak santai saja. 

Sementara di pasangan tertutup harus kandas dilibas di perdelapan final oleh Sultra. Di Perorangan tertutup, saya dihadang. Kaltara dan ' 'Pak Ustad' dari Sulteng yang berhasil juara 1 meraih medali emas.

Kesemuanya Cabor ini membuat semua atlit dan oficial domino akhirnya buat Whatshap Grup (WAG). Namanya, "Forum Domino Antar PWI". Harapannya, bisa lebih meningkatkan silaturakhmi dan mampu bekerjasama PORDI di semua level, memperjuangkan olahraga DOMINO masuk ke ajang PON agar menjadi olahraga  merakyat yang bergengsi.

Kami akhirnya berpisah di Gedung Mahligai  Pancasila, Rujab Gubernur 'Paman Biring' setelah ditutup oleh Ketua Umum PWI Pusat H.Hendri Ch.Bangun ditandai laporan Ketua SiWO dan Penyerahan Piala umum yang disabet tuan rumah.

Terimakasih PWI Kalsel. Salam Olahraga.

Oleh : Andi Pasamangi Wawo
loading...

TerPopuler