MAKASSAR.WARTASULSEL.ID-Seorang dokter perempuan berinisial AR di Makassar menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh beberapa oknum TNI Angkatan Laut (AL) dari Lantamal VI Makassar. Oknum yang diduga terlibat adalah Mayor YN, Koptu YA , Serda SA dan Koptu SR.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Agustus 2024. AR menjelaskan, insiden tersebut bermula ketika ia dan keluarganya sedang nongkrong di sebuah kafe. Mereka kemudian mendapatkan informasi tentang adanya kerusuhan di Pasar Butung, Makassar, di mana seorang satpam diduga dianiaya oleh beberapa oknum TNI AL. Karena keluarganya memiliki toko di pasar tersebut, AR dan keluarganya segera menuju ke lokasi untuk memastikan keamanan tokonya,"Jelas AR, Jumat 6/8/2024
AR kembali menjeleskan,
Sekitar pukul 20.30 WITA, saat mereka tiba dan memarkir mobil di Pasar Butung, insiden kekerasan terjadi.Bahwa dirinya bersama keluarganya berada di dalam mobil dengan pintu terkunci tiba-tiba, mereka didatangi oleh beberapa oknum TNI AL.
Koptu YA diduga langsung memukul AR sebanyak dua kali, mengenai lututnya serta wajah salah satu anggota keluarganya. Selain itu, para pelaku juga memukul-mukul mobil mereka dengan besi,"ujarnya
Mayor YN diduga merupakan komandan oknum tersebut, juga tiba di lokasi dan menarik tangan AR hingga ia merasakan sakit di pergelangan tangannya. Menurut AR, Mayor YN berteriak menyebutnya sebagai provokator. Selain itu, Koptu SR diduga turut memukul tangan kanan Kakak AR hingga memar.
Tak hanya mengalami kekerasan fisik, AR juga mengaku mendapat ancaman dan intimidasi. Dia dipaksa untuk membuat video klarifikasi yang menyatakan bahwa informasi terkait adanya oknum TNI AL yang terlibat dalam kekerasan adalah hoaks"tandasnya
Selain itu, AR juga mengalami intimidasi di tempatnya bekerja. Beberapa oknum mendatangi rumah sakit tempat ia bertugas dan meminta pihak rumah sakit untuk memberikan teguran kepada AR. Ancaman serupa juga terjadi di klinik kecantikan mitranya, di mana dokter-dokter lain yang bertugas di klinik tersebut juga turut mendapatkan tekanan.
Dengan adanya peristiwa ini AR telah melapor kan oknum TNI AL tersebut secara resmi di Detasemen Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal) puspomal AR berharap agar Puspomal (Polisi Militer Angkatan Laut) memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini. Ia menekankan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang, terutama terhadap perempuan,"Pungkasnya
Jurnalis wartasulsel mencoba untuk mengonfirmasi insiden ini dengan mengunjungi Lantamal VI Makassar, namun mereka tidak mendapatkan informasi apapun. Bahkan, jurnalis tersebut berada di bawah tekanan, dilarang merekam, serta tidak diizinkan meliput lebih lanjut terkait kasus ini.
Kasus kekerasan terhadap AR kini sedang menjadi perhatian masyarakat, dengan harapan adanya keadilan dan penanganan yang serius dari pihak berwenang.
#SPN#