MOROWALI.WARTASULSEL.ID - Di kawasan PT IMIP (Industri Indonesia Morowali Industrial Park) tenaga kesehatan memegang peran yang sangat vital dalam menjaga dan meningkatkan kualitas ratusan ribu pekerja.
Mereka terlibat langsung dalam layanan kesehatan yang menyeluruh di kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial, mulai dari pencegahan dan pengobatan serta penanganan kondisi darurat pasien kecelakaan kerja.
Salah satu pekerja di kawasan industri, mengatakan, selama ini, saya beranggapan kalau gaji nakes di klinik IMIP, jauh lebih tinggi dari gaji karyawan yang bekerja di dalam kawasan.
"Terkadang saya melakukan protes kalau tidak mendapatkan pelayanan yang baik, ketika datang berobat di klinik," ujarnya. Selasa, 29 Oktober 2024.
Ia juga mengungkapkan, bahwa ternyata gaji mereka sangat memprihatikan.
"Di balik kontribusi besar pada sektor kesehatan di kawasan IMIP pekerja tenaga kesehatan mengeluhkan kesejahteraan," ungkapnya.
Ketua PSP SEBUMI MOROWALI KASBI PT. IMIP (Klinik IMIP) La Ode Rahmat Liwaul Hamdi, menjelaskan, bahwa kawasan industri merupakan lingkungan kerja yang menuntut ketahanan fisik dan mental yang tinggi.
"Sehingga pekerja kesehatan Klinik IMIP berperan signifikan dalam memastikan kesehatan pekerja serta melakukan penanganan pasien kecelakaan," jelas La Ode Rahmat Liwaul Hamdi.
Perlu diketahui, ada beberapa jenis pekerja di Klinik IMIP di antaranya pekerja tenaga kesehatan, cleaning sevice, driver ambulance, translator mandarin, admin BPJS dengan sistem gaji/upah yang berbeda.
"Anehnya, gaji atau upah pekerja kesehatan 3 (tiga) kali lebih rendah di banding pekerja lainnya yang berada di Klinik IMIP," cetusnya.
Alumni Penugasan Khusus Nusantara Sehat, Kementerian Kesehatan RI tersebut, berharap agar manajemen PT IMIP selaku pemilik Klinik IMIP segera meninjau kesejahteraan pekerja kesehatan.
"Termasuk memberikan tunjangan kinerja, jasa pelayanan, upah lembur serta tunjangan yang sesuai ketentuan perundang - undangan," harapnya.
Dengan kesejahteraan yang lebih baik, pekerja akan semakin termotivasi dalam menjalankan tugas pada sektor kesehatan.
"Yang pada akhirnya, berkontribusi positif terhadap produktivitas dan kesehatan pekerja di lingkungan industri," pungkasnya.
*QMH. Andi Polyogama Anthon.**