MAKASSAR.WARTASULSEL. ID - Tim Pemenangan Danny-Azhar menyoroti jadwal debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang dirilis KPU Sulsel hanya sebanyak dua kali, mulai 28 Oktober 2024 dan 10 November 2024 yang dianggap sangat merugikan masyarakat Sulsel.
Juru bicara (Jubir) Danny-Azhar, Asri Tadda, mengatakan, debat idealnya bukan hanya dibatasi paling banyak 3 kali saja sesuai dengan PKPU yang berlaku, tetapi lebih banyak akan lebih baik.
"Sehingga masyarakat memiliki kesempatan lebih luas untuk menilai kualitas Paslon," ujar Asri Tadda. Kamis, 3 Oktober 2024, di Makassar.
Dia mengungkapkan, KPU justru mengurangi jumlah tahapan debat Pilkada yang hanya dilakukan dua kali. Tentu ini tidak baik bagi proses demokrasi yang diharapkan masyakarat.
"Nah, KPU Sulsel justru menguranginya menjadi hanya 2 kali saja. Ini tentu tidak baik bagi proses demokrasi di daerah ini," ungkapnya.
Masyarakat, ingin mengetahui gagasan masing-masing kandidat untuk membangun Sulawesi Selatan. Sehingga dengan panggung seperti itu mereka dapat menilainya secara terbuka.
"Padahal esensi demokrasi adalah membuka ruang seluas-luasnya bagi rakyat untuk lebih mengenal "isi kepala" kandidat sebelum memilihnya. Salah satu caranya adalah melalui momentum debat," cetusnya, seraya menegaskan keinginan masyarakat yang ingin melihat, mendengar calon gubernur dan wakil gubernur yang tepat untuk dipilih nantinya.
Tak hanya itu, Asri Tadda, menyebutkan,
bahwa bagi Danny - Azhar, debat idealnya dilakukan sekurang-kurangnya 6 wilayah yang ada di Sulsel.
"Minimal di wilayah Maminasata, Ajatappareng, Bosowa, Luwu Raya, Enrekang dan Toraja Raya, serta wilayah Jenewa (Jeneponto hingga Sinjai)," cetusnya.
Olehnya itu, ia menegaskan bahwa Danny - Azhar, merasa keberatan dengan keputusan KPU Sulsel yang hanya akan mengadakan dua kali debat Pilgub, di saat debat Pilbup/Pilwalkot dilakukan tiga kali.
"Ini sangat patut dipertanyakan. KPU Sulsel harus meninjau kembali keputusan ini demi menjaga kualitas demokrasi kita," pungkasnya.
*QMH. Yoga.**