Catatan dari Kudus : Berburu 'Garang Asem' dan Wisata Religi.
simak'
karebaparlementa'
karebaparlementa'
karebaparlementa'

Catatan dari Kudus : Berburu 'Garang Asem' dan Wisata Religi.

Sabtu, 21 Desember 2024,


KUDUS.WARTASULSEL.ID-KUDUS terkenal karena rokok dan nama beken group pengusaha ternamanya, ternyata miliki kuliner khas yang maknyus. Namanya, Garang Asem. 


Saya berani bertaruh, lidah 'pemburu' kuliner kalau mencicipinya pasti minta tambah.

Rasa ingin tahu bahannya, saya coba menelisik dari pelayan rumah makan. Resepnya, ayam kampung di kukus dalam bungkusan daun pisang. Rempahnya, dominan tomat dan lombok muda  dicampur merica bawang 'pumer' daun salam tambah penyedap rasa.

Mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, saya membawa keluarga kecilku ke Kudus, kota yang menurut cerita asalmuasal makanan khas itu. 

Lokasinya tak sulit karena tepat di jalan poros utama. Rumah Makan 'Gasasa', namanya. Akronim dari 'Garang asem sarirasa', depan Polres Kota Kudus.

Tampak, istri, anak, 3 cucu dan mantu yang bertugas di ibukota Jawa Tengah, nikmat melahapnya, Kalau saya jangan ditanya, karena minta tambah sebungkus lagi sebagai bentuk 'balas dendam' menempuh jarak darat berpuluh kilometer. 

Dari hasil 'tanyatanya', saya akhirnya tahu, kalau 'Gasasa' merupakan cabang pertama dari 3 rumah makan lainnya. Pusatnya di Kota Kudus ini. Ada juga di Semarang dan Solo. Menurut pelayan, ownernya saat ini merupakan turunan ketiga dari Pendiri.

Menjajal kuliner ini, tak terasa keringat agak keras mengucur. Sebabnya, bukan suasana restoran yang panas karena luapan pengunjung.  Tapi, rasa pedas dan asam yang tersaji masih mengepul, ketika disantap. Apalagi usai makan, di'tutup' minuman teh manis hangat.. 
      
          WISATA RELIGI.
Usai berburu kuliner saya mencoba mengitari kota Kudus.

Yang menarik, ada lokasi wisata religius makam Sunan Kudus, dekat Klenteng Menara Kudus.

Wisatawan cukup ramai berkunjung  khususnya peziarah (termasuk saya) dari berbagai pelosok bahkan mancanegara.

Masyarakat sekitar tampaknya "keciprat" rejeki, khususnya pedagang "kaki lima" dan juru parkir.

Kesannya, sekalipun padat pengunjung,    arus lalulintasnya tetap lancar. Mungkin warganya sudah ikut memelihara situasi kamtibmasnya.

Ekh, hampir lupa. Ketika mau balik ke kampung, saya kembali menikmati Garang asem di Bandara Semarang sambil menunggu penerbangan. Memang maknyus. Harganya tentu agak mahal dibanding 'Gasasa' di Kudus tapi rasanya, terbawa sampai ke Makassar.

RINGKASAN AKUN PEMERINTAH KAB. BONE T.A. 2025

loading...

TerPopuler