.jpeg)
PALOPO.WARTASULSEL.ID - Pj (Pejabat) Wali Kota Palopo, Firmanza DP menyerahkan secara langsung kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi 500 petani sawit. Selasa, 10 Desember 2024 kemarin, di Aula Ratona, di Palopo.
Penyerahan kartu BPJS Ketenagakerjaan itu, usai membuka Konsultasi Publik Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Tahun Anggaran 2024.
Advertisement.
Menurut Firmanza, bahwa dengan keikutsertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan, petani sawit di Palopo, memiliki satu pegangan hidup ketika terjadi kecelakaan saat bekerja.
“Program ini akan kita tingkatkan sesuai dengan kemampuan daerah. Setelah nelayan, kini petani sawit kita lindungi melalui BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Firmanza.
Mengenai RAD - KSB (Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan, untuk memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, khususnya para petani kita.
"Diharapkan agar mencatat semua tugas-tugas dan kebutuhannya, sehingga bisa kita implementasikan dengan baik," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kota Palopo, Muh. Ibnu Hasyim, mengatakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh masukan serta penyempurnaan penyusunan RAD-KSB dari stakeholder.
"Yang sekaligus penyerahan Kartu BPJS Ketenagakerjaan secara simbolis kepada petani penerima manfaat untuk Kota Palopo Tahun 2024 dengan jumlah petani sebanyak 500 orang,” ujarnya.
Terima kasih atas dukungan Pj Wali Kota Palopo kepada para petani. Salah satu dukungan tersebut, dengan memberikan perlindungan ketenagakerjaan kepada 500 orang petani sawit.
"Bantuan itu untuk di tiga kelurahan, yaitu Kelurahan Mawa, Kelurahan Maroangin dan Kelurahan Pentojangan,” pungkas Muh. Ibnu Hasyim.
Di ruang yang sama, Mu'minati, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palopo, menyebutkan dengan adanya perlindungan ini, akan berdampak positif terhadap mengurangi kecemasan mengalami kecelakaan dan dapat meningkatkan produktivitas pekerjaan.
"Perlu diketahui bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan di Kota Palopo dengan pencapaian produksi menempati urutan ketiga setelah Kakao dan Cengkeh. Ini adalah potensi perkebunan yang harus dijaga kesinambungan demi mewujudkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya," cetus Mu'minati.
*QMH. Andi Polyogama Anthon*