Tubaba Warta sulsel.id-
Program ketahanan pangan yang dibiayai Dana Desa (DD) tahun 2024 di Tiyuh Karta Raya, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), diduga bermasalah. Anggaran sebesar Rp150 juta yang dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat, disinyalir tidak dijalankan secara transparan dan akuntabel.
Menurut Beni, Sekretaris Tiyuh Karta Raya, belanja kambing sebagai bagian dari program ketahanan pangan tersebut dilakukan melalui belantik lokal tanpa proses seleksi penawaran yang terbuka.
"Kami beli kambing melalui belantik sekitar sini saja karena dia sanggup menyediakan kambing babon satu ekornya sekitar Rp2 juta," ujar Beni saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/4/2025).
Dari total anggaran ketahanan pangan, sebesar Rp102 juta digunakan untuk membeli 51 ekor kambing. Beni menambahkan, 20 persen dari Dana Desa tahun 2024 yang berjumlah Rp783 juta memang diperuntukkan bagi program ketahanan pangan. Dana tersebut digunakan untuk tiga kegiatan utama:
1. Pengadaan bibit ikan nila dan lele untuk kolam
2. Pembelian kambing babon
3. Bibit tanaman cabe dan terong untuk kebun warga
Namun, realisasi di lapangan jauh dari harapan. Hingga awal 2025, hanya program pengadaan kambing yang masih bertahan. Sementara itu, kolam ikan dan kebun tanaman hortikultura dikabarkan gagal total.
"Bisa dibilang program gagal. Sekarang yang masih bertahan cuma kambing, yang lainnya sudah pada mati," kata Beni.
Dugaan penyelewengan Dana Desa di sektor ketahanan pangan ini menambah daftar panjang kasus serupa di wilayah Tubaba. Minimnya transparansi dan pengawasan membuka celah bagi potensi penyalahgunaan dana yang sejatinya diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat.
Pihak berwenang dan inspektorat daerah didesak segera turun tangan untuk mengaudit program tersebut. Ketahanan pangan bukan sekadar program, tapi soal keberlangsungan hidup warga desa.
